Welcome to My Blog "MUTIARA MALINDA". Thanks for your visit. Before you leave this page, please give a comment. Arigato gozaimasu :)

Kamis, 08 November 2012

Kanker Hati (LIVER CANCER)

Organ Liver/Hati

Liver/hati adalah organ kelenjar terbesar dalam tubuh manusia. Beratnya sekitar 1.3 kg (pada orang dewasa). Letaknya di bagian kanan tubuh, tepat dibawah diafragma.

Liver memiliki dua bagian besar, yang disebut lobus kanan dan kiri. Kandung empedu (gallbladder) terletak di bawah liver, bersama dengan bagian-bagian dari pankreas dan usus. Liver dan organ-organ ini bekerja sama untuk mencerna, menyerap, dan mengolah makanan.


Gambar anatomi hati manusia

Pekerjaan utama liver/hati adalah untuk menyaring darah yang berasal dari saluran pencernaan, sebelum melewati ke seluruh tubuh. Hati juga mendetoksifikasi bahan kimia dan hasil metabolisme obat-obatan dalam tubuh. Selama proses ini, hati mengeluarkan empedu, yang merupakan cairan hasil pembakaran sel-sel darah yang sudah tua atau mati. Cairan empedu yang masih bermanfaat akan dipergunakan lagi oleh tubuh untuk pembentukkan sel darah yang baru, sedangkan yang sudah tidak terpakai lagi akan dibuang melalui ginjal dan usus halus.

Liver juga membuat protein penting bagi pembekuan darah dan fungsi-fungsi lainnya, seperti: menyimpan vitamin dan mineral (vitamin A, D, K dan B12), mempertahankan kadar glukosa dalam darah, dan memproduksi 80% kolesterol dalam tubuh.

Kondisi hati/liver Anda:

Hepatitis: Radang hati/liver, biasanya disebabkan oleh virus seperti hepatitis A, B, dan C. Hepatitis dapat memiliki penyebab non-infeksi juga, seperti: minum alkohol, obat-obatan, reaksi alergi, atau obesitas.

Fibrosis: Setelah meradang, hati/liver mencoba memperbaiki dengan membentuk bekas luka atau parut kecil. Parut ini disebut "fibrosis", yang membuat hati/liver lebih sulit melakukan fungsinya.

Sirosis: kerusakan jangka panjang hati/liver dari sebab apapun dapat mengakibatkan jaringan parut semakin banyak terbentuk dan mulai menyatu (permanent), yang disebut sirosis. Hati kemudian menjadi tidak dapat berfungsi dengan baik.

Kanker Hati: Kanker hati, hampir selalu terjadi setelah sirosis hadir.

Kegagalan hati: Sewaktu sirosis bertambah parah, hati/liver tidak dapat menyaring kotoran, racun, dan obat yang ada dalam darah. Hati tidak lagi dapat memproduksi “clotting factor” untuk menghentikan pendarahan. Cairan tubuh terbentuk pada abdomen dan kaki, dan pendarahan pada usus sering terjadi. Pada titik ini, transplantasi hati adalah pilihan satu-satunya.

Ascites: Sebagai dampak dari sirosis, terjadi kebocoran cairan (ascites) dari hati/liver ke dalam perut, yang menyebabkan perut buncit dan berat.

Batu empedu: Jika batu empedu terjebak dalam saluran empedu yang mengeringkan hati, akibatnya dapat terjadi hepatitis dan infeksi saluran empedu (kolangitis).

Hemochromatosis: hemochromatosis memungkinkan besi untuk terdeposit dalam hati, merusak hati/liver. Besi juga dapat terdeposit di seluruh tubuh, menyebabkan berbagai masalah kesehatan lainnya.

Kolangitis sclerosing Primer: Sebuah penyakit langka dengan penyebab yang tidak diketahui, kolangitis sclerosing primer menyebabkan peradangan dan jaringan parut pada saluran empedu di hati/liver.

Sirosis bilier Primer: Kelainan yang jarang terjadi ini, suatu proses tidak jelas perlahan-lahan merusak saluran empedu di hati/liver. Yang akibatnya menyebabkan sirosis.

Pemeriksaan Liver/hati

Tes Darah:

Panel Fungsi hati: Sebuah panel fungsi hati/liver terdiri dari berbagai pemeriksaan darah untuk meneliti seberapa baik hati/liver bekerja.

ALT (Alanin aminotransferase): Peningkatan levelALT membantu dalam identifikasi penyakit ataupun kerusakan hati/liver dari berbagai penyebab, termasuk hepatitis.

AST (aspartate aminotransferase): Seiring dengan kenaikan ALT, pemeriksaan AST dilakukan untuk mengecek kerusakan hati/liver.

Alkali fosfatase: Alkali fosfatase hadir dalam sel-sel yang mensekresi empedu dalam hati/liver, melainkan juga di tulang. Bila kadarnya tinggi, sering berarti aliran empedu dari liver terblokir.

Bilirubin: tingkat bilirubin yang tinggi menunjukkan adanya masalah dengan hati/liver.

Albumin: Sebagai bagian dari tingkat protein total, albumin membantu menentukan seberapa baik hati/liver bekerja.

Amonia: kadar amonia dalam darah meningkat ketika hati/liver tidak berfungsi dengan baik.

Hepatitis A tes: pengujian fungsi hati serta antibodi untuk mendeteksi virus hepatitis A.

Hepatitis B tes: pengujian antibodi untuk menentukan apakah terinfeksi virus hepatitis B.

Hepatitis C tes: tes darah untuk menentukan apakah terinfeksi virus hepatitis C.

Prothrombin Time (PT): Prothrombin sewaktu (PT) biasanya dilakukan untuk memeriksa adanya masalah pembekuan darah.

Partial tromboplastin Time (PTT): Sebuah PTT dilakukan untuk memeriksa masalah pembekuan darah.

Tes Imaging:

USG Abdomen: Sebuah USG abdomen dapat menguji banyak kondisi hati/liver, termasuk kanker, sirosis, atau masalah dari batu empedu.

CT scan abdomen: CT Scan perut memberikan rincian gambar mengenai hati/liver dan organ perut lainnya.

Biopsi hati/liver: Biopsi hati biasanya dilakukan setelah tes-tes lainnya, seperti tes darah ataupun USG, tujuannya adalah untuk mengecek adanya massa tumor pada hati.

Scan Hati/liver dan pankreas: scan ini menggunakan bahan radioaktif untuk membantu mendiagnosis sejumlah kondisi, termasuk abses, tumor, dan masalah fungsi hati lainnya.

liver disease


(Hepatic Disease)

Liver Disease Symptoms

Common Symptoms of Liver Disease

Classic symptoms of liver disease include:
  • nausea,
  • vomiting,
  • right upper quadrant abdominal pain, and
  • jaundice (a yellow discoloration of the skin due to elevated bilirubin concentrations in the bloodstream).
Fatigue, weakness and weight loss may also be occur.
However, since there are a variety of liver diseases, the symptoms tend to be specific for that illness until late-stage liver disease and liver failure occurs.

What is liver disease?

Liver disease is any disturbance of liver function that causes illness. The liver is responsible for many critical functions within the body and should it become diseased or injured, the loss of those functions can cause significant damage to the body. Liver disease is also referred to as hepatic disease.
Liver disease is a broad term that covers all the potential problems cause the liver to fail to perform its designated functions. Usually, more than 75% or three quarters of liver tissue needs to be affected before decrease in function occurs.
The liver is the largest solid organ in the body; and is also considered a gland because among its many functions, it makes and secretes bile. The liver is located in the upper right portion of the abdomen protected by the rib cage. It has two main lobes that are made up of tiny lobules. The liver cells have two different sources of blood supply. The hepatic artery supplies oxygen rich blood that is pumped from the heart, while the portal vein supplies nutrients from the intestine and the spleen.
Normally, veins return blood from the body to the heart, but the portal vein allows chemicals from the digestive tract to enter the liver for "detoxification" and filtering prior to entering the general circulation. The portal vein also efficiently delivers the chemicals and proteins that liver cells need to produce the proteins, cholesterol, and glycogen required for normal body activities.
As part of its function, the liver makes bile, a fluid that contains among other substances, water, chemicals, and bile acids (made from stored cholesterol in the liver). Bile is stored in the gallbladder and when food enters the duodenum (the first part of the small intestine), bile is secreted into the duodenum, to aid in the digestion of food.

Picture of the Liver Picture of the Liver
The liver is the only organ in the body that can easily replace damaged cells, but if enough cells are lost, the liver may not be able to meet the needs of the body.
The liver can be considered a factory; and among its many functions include the following:
  • production of bile that is required in the digestion of food, in particular fats;
  • storing of the extra glucose or sugar in the body into stored glycogen in liver cells; and then converting it back into glucose when the the body needs it for energy;
  • production of blood clotting factors;
  • production of amino acids (the building blocks for making proteins), including those used to help fight infection;
  • the processing and storage of iron necessary for red blood cell production;
  • manufacture of cholesterol and other chemicals required for fat transport;
  • conversion of waste products of body metabolism into urea that is excreted in the urine; and
  • metabolizating medications into their active ingredient in the body.
Cirrhosis is a term that describes permanent scarring of the liver. In cirrhosis, the normal liver cells are replaced by scar tissue that cannot perform any liver function.
Acute liver failure may or may not be reversible, meaning that on occasion, there is a treatable cause and the liver may be able to recover and resume its normal functions.

Cara Kerja Paru - Paru Manusia

 
 
 
 
 
Paru - paru adalah salah satu organ pernafasan manusia. Paru - Paru terletak di rongga dada dan diatas diafragma, dilindungi oleh tulang dada dan tulang rusuk. Paru - paru  berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara melalui proses pernafasan. Bila dijelaskan secara singkat, cara kerja paru - paru adalah bila kedua paru - paru mengembang, maka itu berarti oksigen masuk ke paru - paru dan bila kedua paru - paru mengempis, maka itu berarti karbondiaoksida keluar dari paru - paru.
 
Cara kerja pari - paru manusia sangat berhubungan erat dengan hidung, laring, Trakea, serta bronkus. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai organ-organ pernafasan tersebut:
* Hidung ---> merupakan saluran pernafasan paling awal dan terletak paling atas. terdapat 2 rongga pada hidung manusia yang dipisahkan oleh otot yang berfungsi sebagai sekat
 
* Laring ---> tersusun atas tulang rawan dan terdapat selaput suara yang akan bergetar saat kita mengeluarkan suara
 
* Trakea ---> memiliki saluran bercabang dua yang disebut bronkus dan berhubungan langsung dengan paru - paru. Dilapisi oleh selaput lendir dan sel - sel yang bersilia yang berfungs untuk menahan debu masuk bersama udara supaya tidak terus masuk ke paru - paru
 
* Bronkus ---> menghubungkan trakea dengan paru - paru. Paru - paru kanan dan kiri masing - masing memiliki satu bronkus. Bronkus memiliki cabang yang disebut bronkiolus dan terdapat di dalam paru-paru
 
Berikut ini adalah penjelasan mengenai cara kerja paru - paru manusia:
 
  • Jika Oksigen sudah sampai pada bronkus, maka oksigen siap untuk masuk ke dalam saluran paru - paru.
  • Oksigen akan berdifusi lewat pembuluh darah berupa kapiler - kapiler arteri dengan cara difusi. Kapiler - kapiler ini terdapat pada alveolus yang merupakan cabang dari Bronkiolus. Pada alveolus ini akan terjadi pertukaran gas oksigen dengan karbondioksida.
  • Oksigen diikat oleh hemoglobindalam sel - sel darah merah (eritrosit), lalu diedarkan ke seluruh sel - sel tubuh  yang nantinya akan digunakan oleh mitokondoria alam respirasi tingkat seluler untuk menghasilkan energi berupa ATP (Adenosin Tripospat)
  • Karbondioksida akan dibawa oleh kapiler vena untuk dibawa ke alveolus dan akan dikeluarkan di alveolus melalui proses respirasi.

Ciri-ciri Penyakit Jantung dan Cara Pencegahan

Ciri-ciri penyakit Jantung biasanya ditandai dengan nyeri dada, rasa seperti tertusuk (Angina pektoris) karena terjadi penyumbatan arteri jantung. Faktor resiko penyakit jantung adalah mereka yang mengalami penyakit gula, tekanan darah tinggi, kolesterol darah tinggi, Obesitas (kegemukan) dan perokok. Untuk mengurangi risiko penyakit jantung ada hal-hal yang perlu di hindari seperti mengatur / menghindari makanan yang menjadi faktor pemicu.



Ciri-ciri penyakit Jantung secara umum:

* Nyeri dada, rasa seperti tertusuk (Angina pektoris)
* Rasa berdebar-debar seperti tertekan benda berat
* Terjadi sesak nafas, keluar keringat dingin, dan kesemutan yang terasa hingga ke bagian lengan, punggung dan lain-lain.
* Untuk gagal jantung mungkin tidak merasakan gejala seperti nyeri dada, namun mereka mungkin akan mengalami kesulitan dalam tidur, kaki bengkak, mudah capek, dan rasa sesak napas.
* Serangan jantung koroner terjadi karena pembuluh arteri jantung yang memasok darah ke jantung mengalami penyumbatan karena mengeras. Dokter biasanya akan menangani masalah ini dengan operasi / pembedahan Bypass Arteri Jantung (CABG).



Hal yang perlu dilakukan untuk pencegahan:

* Melakukan latihan treadmill. Anda bisa melihat kondisi kesehatan jantung dengan membaca hasil dari rekaman alat ini.
* Pola makan seimbang, tidak merokok
* Kurangi makanan berbahan gandum atau jagung, roti, pasta, nasi, makanan manis.
* Menjaga berat badan,
* Cegah penyakit gula dan tekanan darah tinggi
* Menghindari makanan karbohidrat olahan, padi-padian dan gula. Makanan ini sumber glukosa dan menyebabkan gula darah meningkat dan menghambat pankreas dalam memproduksi insulin serta menyebabkan penebalan lapisan endothelial pembuluh koroner.
* Kurangi konsumsi minyak nabati Omega-6. Ini pemicu zat kimia yang meningkatkan stres oksidatif dan merusak sistem pembuluh darah.
* Asam lemak Omega-3 yang cukup atau minyak ikan.
* Konsumsi sayuran segar, buah-buahan jenis berri, dan suplemen untuk menekan dampak radikal bebas.

Kanker paru-paru

Tubuh terdiri dari berbagai jenis sel. Biasanya, sel-sel tumbuh, membelah, dan menghasilkan lebih banyak sel yang diperlukan untuk menjaga tubuh sehat dan berfungsi dengan baik. Kadang-kadang, bagaimanapun, proses beres dan sel-sel menjadi abnormal, membentuk lebih banyak sel dengan cara yang tidak terkendali. Sel-sel ekstra membentuk suatu massa dari jaringan, disebut suatu pertumbuhan atau tumor. Tumor bisa jinak, yang berarti tidak kanker, atau ganas, yang berarti kanker. Kanker paru-paru terjadi ketika bentuk-bentuk tumor dalam jaringan paru-paru.
Kanker paru-paru adalah penyebab utama kematian kanker pada pria dan wanita di Amerika Serikat. Para ahli memperkirakan bahwa akan ada 215.020 kasus baru kanker paru-paru pada 2008 - 114.690 kasus pada laki-laki dan 100.330 kasus pada wanita. 161.840 orang Amerika diperkirakan akan meninggal dari penyakit 90.810 pria dan 71.030 wanita. Kanker paru-paru terjadi paling sering antara usia 55 dan 65.
Ada dua jenis utama kanker paru - non-sel kecil kanker paru-paru dan kanker paru-paru sel kecil. Setiap jenis kanker paru-paru tumbuh dan menyebar dengan cara yang berbeda, dan masing-masing diperlakukan berbeda. Non-sel kecil kanker paru-paru lebih umum dari kanker paru-paru sel kecil. Sel kanker paru-paru kecil, kadang-kadang disebut oat sel kanker, tumbuh lebih cepat dan lebih cenderung menyebar ke organ lain dalam tubuh.
Kanker paru-paru dapat menyebar ke kelenjar getah bening atau jaringan lain di dada, termasuk paru-paru yang berlawanan untuk mana ia berasal. Hal ini juga dapat menyebar ke organ lain dari tubuh, seperti tulang, otak, atau hati. Ketika kanker menyebar dari lokasi aslinya di paru-paru ke bagian lain dari tubuh seperti otak, disebut metastasis kanker paru-paru, bukan kanker otak. Dokter kadang-kadang menyebutnya penyakit jauh.
Kanker paru-paru akan terjadi lebih jarang jika orang tidak merokok. Kabar baiknya adalah bahwa merokok tidak sepopuler dulu. Pada tahun 1965 sekitar 42 persen dari semua orang dewasa merokok, tapi pada tahun 2008 hanya 21 persen itu. Juga, telah terjadi penurunan tajam dalam kematian akibat kanker paru-paru di kalangan pria, terutama karena pria lebih sedikit yang merokok.
Kabar buruknya adalah bahwa merokok tingkat, yang menjatuhkan, telah berhenti menurun dalam beberapa tahun terakhir. Merokok oleh orang dewasa muda sebenarnya meningkat sebesar 73 persen pada 1990-an namun telah menunjukkan penurunan atau meratakan off dalam beberapa tahun terakhir. Juga, lebih banyak perempuan terkena kanker paru-paru daripada sebelumnya dan lebih sekarat dari itu, terutama karena perempuan muda lebih banyak merokok - Namun, tren ini juga mulai untuk membalikkan sendiri. Banyak program pendidikan merokok sekarang fokus lebih langsung pada wanita dan orang-orang muda yang merokok.

Paru-paru

Paru-paru Anda adalah sepasang organ besar di dada Anda. Mereka adalah bagian dari sistem pernapasan Anda. Udara memasuki tubuh melalui hidung atau mulut. Melewati tenggorokan Anda (trakea) dan melalui masing-masing bronkus, dan masuk ke paru-paru Anda.
Ketika Anda bernapas dalam, paru-paru Anda berkembang dengan udara. Ini adalah bagaimana tubuh Anda mendapat oksigen.
Ketika Anda bernapas keluar, udara keluar dari paru-paru Anda. Ini adalah bagaimana tubuh Anda menghilangkan karbon dioksida.
Paru-paru kanan memiliki tiga bagian Anda (lobus). Paru-paru kiri lebih kecil dan memiliki dua lobus.
Sebuah jaringan tipis (pleura) meliputi paru-paru dan garis bagian dalam dada. Antara dua lapisan dari pleura adalah jumlah yang sangat kecil cairan (cairan pleural). Biasanya, cairan ini tidak membangun.
The lungs and nearby tissues
Paru-paru dan jaringan di dekatnya

Penyakit Jantung Koroner

Arteri koroner adalah pembuluh darah di jantung yang berfungsi menyuplai makanan bagi sel-sel jantung. Penyakit jantung koroner terjadi bila pembuluh arteri koroner tersebut tersumbat atau menyempit karena endapan lemak, yang secara bertahap menumpuk di dinding arteri. Proses penumpukan itu disebut aterosklerosis, dan bisa terjadi di pembuluh arteri lainnya, tidak hanya pada arteri koroner.
Kurangnya pasokan darah karena penyempitan arteri koroner mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina, yang biasanya terjadi saat beraktivitas fisik atau mengalami stress. Bila darah tidak mengalir sama sekali karena arteri koroner tersumbat, penderita dapat mengalami serangan jantung yang mematikan. Serangan jantung tersebut dapat terjadi kapan saja, bahkan ketika Anda sedang beristirahat.
Penyakit jantung koroner juga dapat menyebabkan daya pompa jantung melemah sehingga darah tidak beredar sempurna ke seluruh tubuh (gagal jantung). Penderita gagal jantung akan sulit bernafas karena paru-parunya dipenuhi cairan, merasa sangat lelah, dan bengkak-bengkak di kaki dan persendian.

Faktor Risiko

1. Kadar Kolesterol Tinggi.
Penyebab penyakit jantung koroner adalah endapan lemak pada dinding arteri koroner, yang terdiri dari kolesterol dan zat buangan lainnya. Untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner, Anda harus menjaga kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks yang secara alamiah dihasilkan tubuh dan bermanfaat bagi pembentukan dinding sel dan hormon. Dua pertiga kolesterol diproduksi oleh hati (liver), sepertiga lainnya diperoleh langsung dari makanan. Kolesterol diedarkan dalam darah melalui molekul yang disebut lipoprotein. Ada dua jenis lipoprotein, yaitu low-density lipoprotein (LDL), and high-density lipoprotein (HDL).
LDL mengangkut kolesterol dari hati ke sel-sel tubuh. HDL berfungsi sebaliknya, mengangkut kelebihan kolesterol ke hati untuk diolah dan dibuang keluar. LDL yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan kolesterol pada dinding arteri sehingga disebut “kolesterol jahat”. Kadar LDL yang optimal adalah 100- 129 mg/dL. Kelebihan LDL menyebabkan HDL “kewalahan” membuang kolesterol yang berlebih. Total kolesterol yang dianjurkan (HDL + LDL) adalah di bawah 200 mg/dL (border line = 240).
2. Tekanan Darah Tinggi/Hipertensi.
Tekanan darah tinggi menambah kerja jantung sehingga dinding jantung menebal/kaku dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Ada dua pengukuran tekanan darah. Tekanan sistolik adalah tekanan darah yang memancar dari jantung ke seluruh tubuh. Tekanan diastolik adalah tekanan darah yang kembali mengisi jantung. Secara umum orang dikatakan menderita hipertensi bila tekanan darah sistolik/diastoliknya di atas 140/90 mmHg.

3. Trombosis.
Trombosis adalah gumpalan darah pada arteri atau vena. Bila trombosis terjadi pada pembuluh arteri koroner, maka Anda berisiko terkena penyakit jantung koroner. Trombosis biasanya berada pada dinding pembuluh yang menebal karena aterosklerosis. Merokok meningkatkan risiko trombosis hingga beberapa kali lipat.
4. Kegemukan.
Kegemukan (obesitas) meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes. Orang yang kegemukan juga cenderung memiliki kadar HDL rendah/LDL tinggi.
5. Diabetes mellitus.
Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, terlebih bila kadar gula darah tidak dikontrol dengan baik. Dua pertiga penderita diabetes meninggal karena penyakit jantung dan gangguan kardiovaskuler lainnya.
6. Penuaan.
Risiko penyakit jantung koroner meningkat seiring usia. Semakin tua, semakin menurun efektivitas organ-organ tubuh, termasuk sistem kardiovaskulernya. Lebih dari 80 persen penderita jantung koroner berusia di atas 60 tahun. Laki-laki cenderung lebih cepat terkena dibandingkan perempuan, yang risikonya baru meningkat drastis setelah menopause.
7. Keturunan.
Risiko Anda lebih tinggi bila orang tua Anda juga terkena penyakit jantung koroner, terlebih bila mulai mengidap di usia kurang dari 60 tahun.

Cara Mengurangi Risiko

Meskipun tidak dapat melawan penuaan dan mempengaruhi garis keturunan, Anda dapat melakukan hal berikut untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner:
  • Mengurangi konsumsi daging berlemak jenuh tinggi.
  • Memperbanyak makan buah, sayuran dan biji-bijian yang mengandung antioksidan tinggi (Vitamin A, C dan E). Antioksidan mencegah lemak jenuh berubah menjadi kolesterol.
  • Menghindari stress. Stress dapat menimbulkan ketidakseimbangan fungsi tubuh, meningkatkan tekanan darah serta membuat Anda merokok dan makan berlebihan.
  • Tidak merokok dan minum kopi berlebihan.
  • Rajin berolah raga. Olah raga aerobik selama 30 menit setiap hari, 3-4 kali seminggu dapat memperkuat jantung, membakar lemak dan menjaga kesimbangan HDL dan LDL.

Selasa, 06 November 2012

ASKEP JIWA HALUSINASI PENDENGARAN


ASKEP JIWA HALUSINASI PENDENGARAN

  1. Pengertian
Halusinasi dengar merupakan persepsi sensori yang salah terhadap stimulus dengar eksternal yang tidak mampu di identifikasi (Beck dan Wiliam, 1980).
Halusinasi dengar merupakan adanya persepsi sensori pada pendengaran individu tanpa adanya stimulus eksternal yang nyata (Stuart dan Sundeen, 1984).
  1. Tanda dan gejala
    Perilaku pasien yang teramati adalah sebagai berikut
    1. Melirikkan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa yang sedang berbicara.
    2. Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang tidak sedang berbicara atau kepada benda mati seperti mebel, tembok dll.
    3. Terlibat percakapan dengan benda mati atau dengan seseorang yang tidak tampak.
    4. Menggerak-gerakan mulut seperti sedang berbicara atau sedang menjawab suara.
  2. Penyebab :
    1. Isolasi sosial menarik diri
      1. Pengertian
        Menarik diri merupakan gangguan dengan menarik diri dari orang lain yang di tandai dengan isolasi diri (menarik diri) dan perawatan diri yang kurang.
      2. Penyebab
        1. Perkembangan
          Sentuhan, perhatian, kehangatan dari keluarga yang mengakibatkan individu menyendiri, kemampuan berhubungan dengan klien tidak adekuat yang berakhir dengan menarik diri.
        2. Harga diri rendah
      3. Tanda dan gejala
        Tanda gejala menarik diri dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain
        1. Aspek fisik
          1. Penampilan diri kurang.
          2. Tidur kurang.
          3. Keberanian kurang.
        2. Aspek emosi
          1. Bicara tidak jelas.
          2. Merasa malu.
          3. Mudah panik.
        3. Aspek sosial
          1. Duduk menyendiri
          2. Tampak melamun
          3. Tidak perduli lingkungan
          4. Menghindar dari orang lain
        4. Aspek intelektual
          1. Merasa putus asa
          2. Kurang percaya diri
  3. Akibat
    1. Resiko mencederai orang lain dan diri sendiri
      1. Pengertian
        Suatu keadaan dimana seorang individu melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan keselamatan jiwanya maupun orang lain di sekitarnya (Town send, 1994)
      2. Penyebab
        1. Halusinasi
        2. Delusi
      3. Tanda dan gejala
        1. Adanya peningkatan aktifitas motorik
        2. Perilaku aktif ataupun destruktif
        3. Agresif

III. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain
halusinasi dengar 
Gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar 
halusinasi dengar 
Isolasi sosial : menarik diri

IV. MASALAH DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

  1. Data Obyektif
    Apakah klien terdapat tanda dan gejala seperti di bawah ini
    1. Melirikkan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa yang sedang berbicara
    2. Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang tidak sedang berbicara atau kepada benda mati seperti mebel,tembok dll
    3. Menggerak-gerakan mulut seperti sedang berbicara atau sedang menjawab suara
    4. Tidur kurang / terganggu
    5. Penampilan diri kurang
    6. Keberanian kurang
    7. Bicara tidak jelas
    8. Merasa malu
    9. Mudah panik
    10. Duduk menyendiri.
    11. Tampak melamun.
    12. Tidak peduli lingkungan.
    13. Menghindar dari orang lain.
    14. Adanya peningkatan aktifitas motorik.
    15. Perilaku aktif ataupun destruktif.
  2. Data Subyektif
    Pasien mengatakan sering mendengar suara-suara tanpa ada wujud yang tampak.

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN

  1. Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan gangguan persepsi sensori: Halusinasi dengar.
  2. Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar berhubungan dengan adanya isolasi sosial : menarik diri.

VI. FOKUS INTERVENSI

  1. Diagnosa I . Resiko menciderai diri sensiri dan orang lain berhubungan dengan gangguan sensori : Halusinasi dengar .
    1. TUM : Klien tidak menciderai orang lain .
    2. TUK : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
      1. dengan kriteria hasil :
        1. Ekspresi wajah bersahabat.
        2. Menunjukkan rasa senang.
        3. Ada kontak mata atau mau jabat tangan.
        4. Mau menyebutkan nama.
        5. Mau menyebut dan menjawab salam.
        6. Mau duduk dan berdampingan dengan perawat.
        7. Mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
      2. Intervensi:
        Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik.
        1. Sapa klien dengan ramah baik secara verbal maupun non verbal.
        2. Perkenalkan diri dengan sopan.
        3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
        4. Jelaskan tujuan pertemuan.
        5. Jujur dan menepati janji.
        6. Tunjukan sikap empati dan terima klien apa adanya.
        7. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuan dasar klien.

Rasionalisasi : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya.
    1. TUK :2. Klien dapat mengenal halusinasi
      1. dengan kriteria hasil:
        1. Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnya halusinasi.
        2. Klien dapat mengungkapkan perasaanya terhadap halusinasi.
      2. Intervensi :
        1. Bantu klien mengenal halusinasinya.
          1. Jika menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan apa yang sedang terdengar.
          2. Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu namun perawat sendiri tidak melihatnya.
          3. Katakan bahwa klien lain juga tidak mendengar yang seperti klien dengar.
          4. Katakan bahwa perawat siap membantu klien.
        2. Diskusikan dengan klien
          1. Situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi.
          2. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi.
        3. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi.
    2. TUK : 3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
      1. dengan kriteria hasil :
        1. Klien dapat menyebutkan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya.
        2. Klien dapat menyebutkan cara baru untuk mengendalikan halusinasi
        3. Klien dapat memilih cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasi.
        4. Klin dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok.
      2. Intervensi:
        1. Identifikasi bersama klien cara yang dilakukan jika terjadi halusinasi.
          Rasional: merupakan upaya untuk memutus siklus halusinasi.
        2. Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat beri pujian.
          Rasional: reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien.
        3. Diskusikan cara baru untuk mengontrol timbulnya halusinasi.
          1. Katakan “ saya tidak mau dengar kamu”
          2. Menemui orang lain untuk bercakap-cakap.
          3. Melihat jadwal kegiatan sehari-hari agar halusinasi tidak sempat muncul.
          4. Meminta perawat / teman / keluarga untuk menyapa jika klien melamun.

Rasional: memberi alternative pikiran bagi klien
        1. Bantu klien melatih dan memutus halusinasi secara bertahap.
          Rasional: Memotivasi dapat meningkatkan keinginan klien untuk mencoba memilih salah satu cara pengendalian halusinasi.
        2. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih, evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
        3. Anjurkan klien untuk mengikuti Terapi Aktifitas Kelompok, orientasi realita.
          Rasional: Stimulasi persepsi dapat mengurangi perubahan interpretasi realita klien.
    1. TUK : 4. Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya
      1. dengan kriteria hasil:
        1. Klien dapat menjalin hubungan saling percaya dengan perawat
        2. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi
      2. Intervensi:
        1. Anjurkan klien untuk memberi tahu keluarga sedang halusinasi.
          Rasional: untuk mendapatkan bantuan keluarga dalam mengontrol halusinasi.
        2. Diskusikan dengan keluarga tentang
          1. Gejala halusinasi yang dialami klien.
          2. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi.
          3. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah, beri kegiatan jangan biarkan sendiri.
          4. Beri informasi tentang kapan pasien memerlukan bantuan.

Rasional : Untuk meningkatkan pengetahuan tentang halusinasi.

    1. TUK: 5. Klien memanfaatkan obat dengan baik.
      1. Dengan kriteria hasil :
        1. Klien dan keluarga mampu menyebutkan manfaat, dosis dan efek samping obat
        2. Klien dapat menginformasikan manfaat dan efek samping obat
        3. Klien dapat memahami akibat pemakaina obat tanpa konsultasi
        4. Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar pengunaan obat.
      2. Intervensi:
        1. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat.
        2. Anjurkan klien untuk minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya.
        3. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat obat dan efek samping obat yang dirasakan.

Rasional ; dengan mengetahui efek samping obat klien tahu apa yang harus dilakukan setelah minum obat.
      1. Diskusikan bahayanya obat tanpa konsultasi.
        Rasional: Pengobatan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
      2. Bantu klien menggunakan prinsip lima benar.
        Rasional: dengan mengetahui prinsip maka kemandirian klien tentang pengobatan dapat ditingkatkan secara bertahap.