Organ Liver/Hati
Liver/hati adalah organ kelenjar terbesar dalam tubuh manusia. Beratnya
sekitar 1.3 kg (pada orang dewasa). Letaknya di bagian kanan tubuh,
tepat dibawah diafragma.
Liver memiliki dua bagian besar, yang disebut lobus kanan dan kiri.
Kandung empedu (gallbladder) terletak di bawah liver, bersama dengan
bagian-bagian dari pankreas dan usus. Liver dan organ-organ ini bekerja
sama untuk mencerna, menyerap, dan mengolah makanan.
Gambar anatomi hati manusia
Pekerjaan utama liver/hati adalah untuk menyaring darah yang berasal
dari saluran pencernaan, sebelum melewati ke seluruh tubuh. Hati juga
mendetoksifikasi bahan kimia dan hasil metabolisme obat-obatan dalam
tubuh. Selama proses ini, hati mengeluarkan empedu, yang merupakan
cairan hasil pembakaran sel-sel darah yang sudah tua atau mati. Cairan
empedu yang masih bermanfaat akan dipergunakan lagi oleh tubuh untuk
pembentukkan sel darah yang baru, sedangkan yang sudah tidak terpakai
lagi akan dibuang melalui ginjal dan usus halus.
Liver juga membuat protein penting bagi pembekuan darah dan
fungsi-fungsi lainnya, seperti: menyimpan vitamin dan mineral (vitamin
A, D, K dan B12), mempertahankan kadar glukosa dalam darah, dan
memproduksi 80% kolesterol dalam tubuh.
Kondisi hati/liver Anda:
Hepatitis: Radang hati/liver,
biasanya disebabkan oleh virus seperti hepatitis A, B, dan C. Hepatitis
dapat memiliki penyebab non-infeksi juga, seperti: minum alkohol,
obat-obatan, reaksi alergi, atau obesitas.
Fibrosis: Setelah meradang,
hati/liver mencoba memperbaiki dengan membentuk bekas luka atau parut
kecil. Parut ini disebut "fibrosis", yang membuat hati/liver lebih sulit
melakukan fungsinya.
Sirosis: kerusakan jangka panjang
hati/liver dari sebab apapun dapat mengakibatkan jaringan parut semakin
banyak terbentuk dan mulai menyatu (permanent), yang disebut sirosis.
Hati kemudian menjadi tidak dapat berfungsi dengan baik.
Kanker Hati: Kanker hati, hampir selalu terjadi setelah sirosis hadir.
Kegagalan hati: Sewaktu sirosis
bertambah parah, hati/liver tidak dapat menyaring kotoran, racun, dan
obat yang ada dalam darah. Hati tidak lagi dapat memproduksi “clotting
factor” untuk menghentikan pendarahan. Cairan tubuh terbentuk pada
abdomen dan kaki, dan pendarahan pada usus sering terjadi. Pada titik
ini, transplantasi hati adalah pilihan satu-satunya.
Ascites: Sebagai dampak dari sirosis,
terjadi kebocoran cairan (ascites) dari hati/liver ke dalam perut, yang
menyebabkan perut buncit dan berat.
Batu empedu: Jika batu empedu
terjebak dalam saluran empedu yang mengeringkan hati, akibatnya dapat
terjadi hepatitis dan infeksi saluran empedu (kolangitis).
Hemochromatosis: hemochromatosis
memungkinkan besi untuk terdeposit dalam hati, merusak hati/liver. Besi
juga dapat terdeposit di seluruh tubuh, menyebabkan berbagai masalah
kesehatan lainnya.
Kolangitis sclerosing Primer: Sebuah
penyakit langka dengan penyebab yang tidak diketahui, kolangitis
sclerosing primer menyebabkan peradangan dan jaringan parut pada saluran
empedu di hati/liver.
Sirosis bilier Primer: Kelainan yang
jarang terjadi ini, suatu proses tidak jelas perlahan-lahan merusak
saluran empedu di hati/liver. Yang akibatnya menyebabkan sirosis.
Pemeriksaan Liver/hati
Tes Darah:
Panel Fungsi hati: Sebuah panel fungsi hati/liver terdiri dari berbagai pemeriksaan darah untuk meneliti seberapa baik hati/liver bekerja.
ALT (Alanin aminotransferase):
Peningkatan levelALT membantu dalam identifikasi penyakit ataupun
kerusakan hati/liver dari berbagai penyebab, termasuk hepatitis.
AST (aspartate aminotransferase): Seiring dengan kenaikan ALT, pemeriksaan AST dilakukan untuk mengecek kerusakan hati/liver.
Alkali fosfatase: Alkali fosfatase
hadir dalam sel-sel yang mensekresi empedu dalam hati/liver, melainkan
juga di tulang. Bila kadarnya tinggi, sering berarti aliran empedu dari
liver terblokir.
Bilirubin: tingkat bilirubin yang tinggi menunjukkan adanya masalah dengan hati/liver.
Albumin: Sebagai bagian dari tingkat protein total, albumin membantu menentukan seberapa baik hati/liver bekerja.
Amonia: kadar amonia dalam darah meningkat ketika hati/liver tidak berfungsi dengan baik.
Hepatitis A tes: pengujian fungsi hati serta antibodi untuk mendeteksi virus hepatitis A.
Hepatitis B tes: pengujian antibodi untuk menentukan apakah terinfeksi virus hepatitis B.
Hepatitis C tes: tes darah untuk menentukan apakah terinfeksi virus hepatitis C.
Prothrombin Time (PT): Prothrombin sewaktu (PT) biasanya dilakukan untuk memeriksa adanya masalah pembekuan darah.
Partial tromboplastin Time (PTT): Sebuah PTT dilakukan untuk memeriksa masalah pembekuan darah.
Tes Imaging:
USG Abdomen: Sebuah USG abdomen dapat menguji banyak kondisi hati/liver, termasuk kanker, sirosis, atau masalah dari batu empedu.
CT scan abdomen: CT Scan perut memberikan rincian gambar mengenai hati/liver dan organ perut lainnya.
Biopsi hati/liver: Biopsi hati
biasanya dilakukan setelah tes-tes lainnya, seperti tes darah ataupun
USG, tujuannya adalah untuk mengecek adanya massa tumor pada hati.
Scan Hati/liver dan pankreas: scan
ini menggunakan bahan radioaktif untuk membantu mendiagnosis sejumlah
kondisi, termasuk abses, tumor, dan masalah fungsi hati lainnya.
lumayan juga blognya..?
BalasHapusjoin blog iya